30 May 2007

Istirahat Sejenak

Maaf teman, aku pergi

Aku meninggalkanmu

dan pasti akan kembali

Kuharap kau menungguku

Semoga saat bertemu nanti

Kau dan aku bisa lebur

menjadi pribadi-pribadi insan sejati

Aku pergi

Doakan aku

***

NB : maaf untuk sementara pemilik blog ini istirahat sejenak...C U

29 May 2007

Badai

Pagi itu mendung mengantung tebal dilangit. Semakin lama semakin tebal dan menutupi setiap permukaan langit yang biru. Ada apa gerangan? pikirku. Mungkin akan hujan jawabku menenangkan diri. Karena sudah beberapa lama panas terus mengeringkan tanah ini.

Namun tak kulihat akan turunnya titik-titik air itu. Udarapun tidak berubah menjadi sejuk. Dan aku agak sedikit gerah dengan cuaca ini. Aku mulai takut… (read more)

27 May 2007

Ta...

Tapi mengapa matanya melihatku begitu ya? Mata itu biasanya menatap hangat dan lembut. Dia akan merangkulku dengan mesra dan berkata dengan sangat halus, walaupun saat itu dia sedang tidak mau diganggu. Biasanya dia hanya berkata "Maaf sayang, aku sedang sibuk. Andai keperluanmu begitu penting, kau bisa menulis pesanmu di kertas atau bila kau ingin menjumpaiku lagi, kau bisa sms atau miscall aku. Aku akan menjawab pesanmu" Sambil ditutup sebuah ciuman dikening dengan segala kasih sayangnya.

Apa yang terjadi denganmu Ta? Ah..aku masih juga mepertanyakan itu. Aku tidak akan menemukan jawabannya jika hanya terus bertanya pada diriku. Sementara tafsir tentangmu lebih sering di monopoli untuk seribu satu mau. Ya, mereka kenakan baju-baju sempit untuk memasungmu. Menyogokmu dengan doa, mantra, lalu memasangkan mahkota dengan nama-nama indah sementara ritual-ritual yang rigid menodai sucimu. (read more)

25 May 2007

Pesan Perlawanan dalam Tarian Aceh; Rapai Geleng

Alhamdulilah Pujo Keu Tuhan. Nyang Peujeut Alam Langet Ngon Donya. Teuma Seulaweut Ateuh Janjongan. Panghulee Alam Rasul Ambiya. (Segala Puji kepada Tuhan. Yang telah menciptakan langit dan dunia. Selawat dan salam pada junjungan. Penghulu alam Rasul Ambiya)

Sederet syair yang dilantunkan kolosal sebelasan pria berkostum hitam kuning berpadu manik-manik merah, serempak menggeprak panggung dengan duduk bersimpuh menabuh rapa-i (rebana khas Aceh terbuat dari kulit kambing betina) dengan ritme teratur. Tiba-tiba, tetabuhan yang tadinya berirama satu-satu, lambat, berubah cepat di iringi dengan gerak tubuh yang masih berposisi duduk bersimpuh, meliuk ke kiri dan ke kanan. Itu tak cukup, gerakan cepat kian lama kian bertambah cepat. Bunyi tetabuhan rapa-i begitu dahsyat menghantam sesuatu paling dalam di jiwa, menggeser kepongahan, menghadirkan ketakjuban. Tak lama, dalam satu hentakan, seluruh gerak dan bunyi tadi tiba-tiba lenyap, hening, dan diam. Ada getar magis sesaat tetabuhan dan seluruh gerak sebelasan pria muda tadi berganti hening dan diam. Setidaknya itu kesan sepintas saat menyaksikan langsung pagelaran tarian Rapa-i geleng –tari tradisional Aceh-, kapanpun dan dimanapun. (read more)

Senter

Sekian lama hidup tanpa cahaya dan larut dalam kegelapan pekat. Hari ini, entah malaikat mana yang berbisik, tiba-tiba aku ingin sekali bersujud dan berdoa padaMu.
"Tuhan berikan cahayamu dan tuntunlah jiwa yang lemah ini menuju jalanmu. Terangi kegelapanku dan tunjukankan padaku haq adalah haq dan bathil adalah bathil. Ya, Tuhan aku lelah dan berikan sinarmu..."
Sebuah suara terdengar menukas, "Aku Tuhan. Bukan senter, Goblok!" ujarnya ketus sambil berlalu.

Duhh..


Sebagai seorang muslim, kuakui bahwa Allah yang kukenal, atau diperkenalkan kepadaku, bukanlah Allah yang cintaNya merupakan samudera tak bertepi, yang anugerahNya seperti langit tak berujung, yang amarahNya dikalahkan oleh rahmatNya serta yang pintu ampunanNya terbuka lebar sepanjang saat. Tuhan dimana kamu bisa ngobrol dan bercinta dengannya kapan saja, dimana saja tanpa perlu perantara seperti kamu akan menemui pejabat negara yang penuh dengan birokrasi dan tetek-bengek yang mempersulit. Tapi yang diperkenalkan kepadaku adalah Tuhan yang Maha Pedih siksaNya atau yang Maha Besar ancamanNya. Tuhan yang hanya bisa ditemui dengan melakukan ritual-ritual tertentu saja. Tuhan yang kalau kutemui harus sopan bangeeeeeetttt berbicaranya. Tuhan yang hanya bisa mengerti satu bahasa. (read more)

24 May 2007

Panggung

Kawan, jika kau duduk sambil memeluk lutut di perempatan sibuk ini, sementara mata menerawang lalu lalang yang nyalang menangkap suwung. Keherananku mungkin sama dengan Abu Dzar saat ia berkata, “Saya heran melihat mereka yang hidup kelaparan, tetapi tidak membawa pedang-pedang mereka dan mendatangi orang-orang kaya itu untuk mengambil harta mereka.”

Ya, Jakarta sebagai panggung telah menyiapkan dirinya menjadi potret yang gagal dan absurd bagi keadilan. Dalam imajinasi manusianya, Jakarta bisa dan telah berarti apa saja. Sorga atau neraka, tumpukan sampah atau modal, semua hanya masalah seberapa yang kau punya untuk jalan kesana. Batas-batas telah dikemas menjadi setipis kulit ari dan mati bersama artinya. Selebihnya adalah horor yang menyergap dalam setiap fragmennya. Kematian dan kehidupan tak pernah mengajarkan sesuatupun selain pahit dan getir. Ya, Jakarta oleh semua telah menjadi rimba ‘the end justifies the means’. Dan Jakarta memang cabo.
(read more)

22 May 2007

Bersama Cinta

Saat ini aku tak berdaya...
Tak berdaya mengapai cintaku...
Aku tersenyum diperihnya hatiku...
Aku menangis digelaknya rinduku padamu...

Kubiarkan dia...
Bersama angin yang berlalu
Bersama air yang mengalir
Bersama Cinta yang mencintai cinta
(read more)

19 May 2007

H u R u F

Kamu pasti kenalkan Khalil Gibran? dalam Sayap-sayap Patah, The Prophet, Si Gila, dll. Khusus dalam sayap-sayap patah rangkaian katanya dahsyattttt…sangat dahsyatttttttttt dan mungkin tak tertandingi. Tapi masalahanya kupikir, that's just a word, nggak lebih. Kenapa? bahkan sampai ketika dia mati pun, dia selalu gagal dalam urusan cinta. Tidak seperti apa yang di tulisnya. So kupikir ini bukan berhenti semata-mata pada keahlian teknis menulis. Tetapi bagaimana tulisan tersebut adalah pandangan, ide bahkan kalau perlu itulah sikap hidup. Jangan dipisah, bahwa tulisan itu haruslah di jiwai dengan apa yang terjadi dan menjadikannya...dengan kata lain, jangan hanya berhenti pada titik menulis atau berpikir saja, but...buatlah kaki untuk tulisanmu. Biar dia bisa benar-benar melangkah dibumi dengan segala macam carut marutnya ini.
Begitu kata temanku suatu hari, saat itu aku merasa kesulitan dalam merangkai huruf menjadi kata, kemudian menjadi kalimat dan membentuk sebuah tulisan. Ya…dan aku sepakat untuk ini. Tulisan menurutku juga jangan hanya berhenti pada teknis menulis atau pemikiran saja. Tapi juga harus diusahakan menjejak dibumi alias aplikatif. (read more)

18 May 2007

C I N T A

Cobalah mencintai seseorang, bukan sekadar mengharap kamu akan mendapat sesuatu dari dirinya. Cintailah dia karena dia. Bukan sekadar karena bening matanya menenggelamkanmu dalam samudera rasa tak terperikan, apalagi cuma karena bau tubuhnya membangkitkan saraf-saraf birahimu. Tetapi dengan penerimaan pada kompleksitas dan kerumitan dirinya, pada kekurangan dan ketidaksempurnaannya.

~Cinta Bukan Romantisme-Toga~
Cinta tak harus memiliki...
Cinta tak juga harus bersama...

Begitulah kata orang. Tetapi, betapa nikmatnya, ketika bercinta kita bisa memiliki dan selalu bisa bersama dengan yang kita cintai.
(read more)

08 May 2007

Suara itu...

Terus coba kuabaikan suara itu. Namun suara itu tetap memanggil dengan kelembutannya. Suara itu begitu merdu dan menggoda jiwa ini untuk menghampirinya. Namun aku tak kuasa untuk menghampiri.