13 January 2008

Hadiah Terindah

Jiwaku melenyap di keentahan
Liar mencari patahannya
Merenggas waktu merajut mimpi
Tertatih di rapuhnya diri

Kemana lagi akan aku cari
Jarak telah menuntunku pergi

Berteman nyanyian burung malam
Sebuah impian hadir menjadi nyata
Ini hadiah terindah pada sang malam

Lihatlah bintang dan bulan ikut tersenyum
Semua mantra naik ke langit
Aroma bunga membaui seluruh rongga diri
Air mata yang mengalirpun semanis susu

NB : Terima Kasih Ta untuk hadiah terindahmu

12 January 2008

Tentang Rasa

Aku disini menunggumu. Menunggu entah untuk apa. Hanya ingin terus bersamamu walau kau tidak di sampingku. Dengan rasa takut lebih sering menyelimuti tidur malamku. Berteman air mata yang tidak ternamakan. Semilir angin kenangan lebih sering membuat terjaga ketimbang melelapkan.

Cinta, maafkan aku yang membelenggumu dengan rasa ini. Memberikanmu sejuta harapan dalam buih lautan mimpi. Memberi segala kepastian yang aku sendiri tidak dapat memastikannya. Aku mengacaukan dirimu. Aku menjadikan dirimu hancur.
(baca lanjut)

09 January 2008

Terserah...

Nyanyian angin malam menemani aku melewati hari. Tarian hujan ikut menambah semarak riuh pemikiran. Sejuta cahaya berpendar tanpa aku tahu dari mana asalnya. Sejuta makna seharusnya bisa kuraih. Namun jiwa terlalu kerdil untuk menangkapnya.

Mengundang bencana kau tahu itu siapa. Mendatangkan rasa putus asa ahlinya juga sudah ada. Menempatkan diri di sudut sudah biasa. Cermin itu selalu hancur tanpa sempat terlihat. Tentu kesombongan alasan yang utama.

Sering kali hidup terlalu sederhana untuk di pikirkan terlalu serius. Terkadang hidup terlalu serius untuk di pikirkan dengan sederhana. Air mata juga punya seribu makna. Cinta juga memiliki berjuta rupa. Setiap hal dapat di nilai dengan cara berbeda.

Semua terserah kamu.
Terserah aku.
Terserah kita dalam memaknainya.

Ya, terserah...