Bu Sarmi
“Adauwww…hiks…”
“Pelan-pelan bu, sakit banget soalnya”
Sambil menahan nafas dan mencoba tidak berisik, aku coba menikmati setiap pijatan Bu Sarmi di bagian betis dan seluruh tubuhku. Ibu Sarmi itu tukang cuci di kosan adik sepupuku merangkap tukang pijit anak-anak kosan di jalan Menukan gang Kepiting Jogya ini. Pokoknya wanita satu ini serba bisalah, alias bisa di suruh apa aja.
“Saya di suruh apa saja mau kok dik, lumayanlah buat nambah-nambah uang belanja” begitu pengakuannya.
“Dibagian kaki keras semua dik, abis dari mana?”
Aku cuma bisa nyengir kuda dan langsung saja adik sepupuku nyerocos tanpa diminta
“sok siy, nggak pernah jalan jauh malah naik gunung”ujuarnya cemberut sambil keluar kamar.
2 comments:
duluan ahhhh!!!
mbok hanum,,, pijitin dong urat-urat keberuntunganku dalam mencari pengharapan dunia!!! agar bisa lurus kembali dan dapet yg gw tuju.
banyak potret seperti bu sarmi yang dapat kita temui di tanah republik ini..sebuah potret realita..
Post a Comment