11 December 2007

Mengingat

Beberapa hari ini cuaca tidak menentu. Sesekali sangat panas lalu tiba-tiba hujan dan sebaliknya. Maka tak heran bila banyak yang terserang penyakit, terutama anak-anak dan bayi. Ada yang terkena musibah ada juga yang mendapat berkah. Sore itu apotik tempat dahulu aku bekerja kebanjiran pasien. Terutama orang tua yang membawa anak-anak mereka yang sakit.

"Berapa umur Rifka Pak?" tanya kasir kepada bapak si pasien saat menerima resep dari tangan si bapak.
"Tiga bulan tujuh hari" ucapnya yakin. Si kasir lalu mencatat, dan bergulirlah resep itu untuk segera di racik oleh petugas yang berada disana. Menanyakan umur bila resep itu resep anak-anak adalah standar, dan menanyakan nama bila tulisan yang tertera terasa kurang jelas.

Aku memperhatikan betapa cermatnya si bapak menghitung umur anaknya. Setiap hari tentu di goreskannya telli-teli dalam hatinya. Sehingga ia tahu betul hari ini si anak berumur berapa. Terbayang aku kedua orang tuaku, mungkin mereka juga begitu dulu. Tapi seingatku, dari Sekolah TK sampai sekarang sepertinya orang tuaku tidak pernah ingat kapan aku berulang tahun, kalaupun ingat pasti sudah jauh dari hari ulang tahunku. Tapi memang tradisi keluargaku tidak pernah merayakan hari ulang tahun itu.

Dari abang, kakak dan adik pertamaku, kami tidak pernah dirayakan bila berulang tahun. Malah cenderung masing-masing kami tidak saling mengucapkan bila salah satunya berulang tahun. Hanya adik bungsuku saja yang pernah di rayakan ulang tahunnya. Itupun tidak mengundang siapa-siapa. Hanya mamak memasak lebih banyak dan membagikannya disekitar rumah saja, maklum disekeliling rumah kami masih terhitung saudara. Dan yang penting ada kue Tart nya. Bolu berlapis fla warna warni itu yang kami sebut tanda berulang tahun.

Tentu kami tidak pernah berkecil hati bila hari ulang tahun kami tidak dirayakan. Karena kami sadar ekonomi keluarga tidak mungkin untuk melakukan itu. Tapi kami selalu berantusias bila mendapat undangan untuk menghadiri pesta ulang tahun teman-teman kami. Aku masih ingat, waktu itu kami memiliki kios kecil yang menjual perlengakapan sehari-hari. Ibuku bila kami merengek minta dibelikan kado, maka dia langsung membungkus beberapa indomie atau sabun mandi sebagai kado yang akan kami bawa. Bila mengingat itu sekarang, aku jadi senyum-senyum sendiri. Walau disaat itu aku suka malu kepada teman-teman yang membawa kado yang bagus-bagus.

Tapi begitulah. Seiring bertambah usia, kadang yang dahulu kita anggap penting sampai-sampai membuat telli-telli didalam hati setiap pergantian hari yang mengisyaratkan pertambahan usia. Menjadi biasa-biasa saja dikemudian hari bahkan melupakannya. Seperti ketika ditanya berapakah usia anak anda? Mungkin si bapak akan gelagapan menghitungnya, karena dia harus mengingat kembali kapan anaknya tersebut lahir.

Tidak ada yang salah. Toh manusia selalu berusaha mengingat apa yang dianggapnya penting. Dan kepentingan manusia selalu berubah-ubah. Tapi lagi-lagi manusia, suka meremehkan hal penting dan mengabaikannya. Dan baru sadar bahwa sesuatu itu penting setelah sesuatu itu hilang dan dia merasa kehilangan.

05 December 2007

Tentang Blog

Lama sudah aku meninggalkanmu. Bukan karena aku tidak peduli padamu. Tapi kau tahu mainan baru selalu lebih menarik bukan? Tapi mainan lama selalu menjadi sesuatu yang tetap indah dan membuat pemiliknya kembali padanya.

Tentu kau sudah banyak kehilangan tetanggamu. Orang-orang yang dahulu banyak mengunjungimu satu persatu pergi dan meninggalkanmu. Menjenggukmu dan tidak mengetuk pintu atau meninggalkan secarik pesan lagi untukmu. Bukan salah mereka tapi karena kau yang kurang aku rawat. Kerinduan bukan hanya milikmu tapi juga milikku. Hangatnya persahabatan disini dahulu penuh pelangi. Menggali keinginan untuk berbagi.

Kata penuh kasih berhamburan disini. Rasa empati tak kurang memenuhi kolom-kolom ini. Berjalan sambil menanyakan keadaan si pemilik rumah juga menjadi suatu keindahan tersendiri. Apalagi dorongan semangat untuk si pemilik untuk terus dapat berbagi membuat semua menjadi lebih berarti.

Untuk pengunjung blog ini.
Hanum mengucapkan terima kasih
Maaf lama tidak bersilahturahmi.
Semoga keakraban dapat terjalin kembali

09 November 2007

Riuh Dunia Maya

Riuh gaduh segala penjuru
Meributkan sesuatu yang tak nyata
Makin riuh karena merasa benar
Bemunculan segala mau ini itu

Apa yang diributkan?
Adakah tuhan menampakkan diri?
Atau nabi baru hadir kembali?
Atau hanya sesuatu yang mencari sensasi?

Kemanusian menjadi anak panah yang pikul di pundak
Kebebasan menjadi busurnya dalam genggaman azazi
Yang berbeda menjadi sasarannya
Akankah pertumpahan darah akan terjadi?

Selepas mereda nanti, lihat yang terjadi
Derap debu menghilang dari maksud ini itu
Menertawakan diri sendiri kau nanti
Kemudian menyesali diri

04 November 2007

Bu Sarmi

“Adauwww…hiks…”

“Pelan-pelan bu, sakit banget soalnya”

Sambil menahan nafas dan mencoba tidak berisik, aku coba menikmati setiap pijatan Bu Sarmi di bagian betis dan seluruh tubuhku. Ibu Sarmi itu tukang cuci di kosan adik sepupuku merangkap tukang pijit anak-anak kosan di jalan Menukan gang Kepiting Jogya ini. Pokoknya wanita satu ini serba bisalah, alias bisa di suruh apa aja.

“Saya di suruh apa saja mau kok dik, lumayanlah buat nambah-nambah uang belanja” begitu pengakuannya.

“Dibagian kaki keras semua dik, abis dari mana?”
Aku cuma bisa nyengir kuda dan langsung saja adik sepupuku nyerocos tanpa diminta
“sok siy, nggak pernah jalan jauh malah naik gunung”ujuarnya cemberut sambil keluar kamar.

(huh dasar sok...baca lagi yuk!)

09 October 2007

Tidur, Sahur, Kabur, Nggak Bisa Diatur...???


Sudah tiga malam tidak bisa tidur...

Sudah tiga kali sahur tanpa tidur...

Sudah puluhan waktu kabur...

Sudah... Dasar nggak bisa diatur..."

Aku kenapa ya???

Ada yang bisa bantu?

03 October 2007

Cinta Telah Berkaki

Dalam teriknya siang aku mencarimu. Berjalan menyusuri jejak-jejakmu. Mencoba berjalan berdampingan tanpa ingin mempertanyakan segala sesuatu tentangmu. Terus berjalan sampai suatu hari aku melompat untuk sebuah perubahan. Ya, itu membuat kita menjadi berseberangan. Aku mulai mempertanyakan segalanya tentangmu.

Bukan karena aku membencimu. Bukan pula aku ingin meninggalkanmu. Tapi keinginan untuk mencintaimu yang begitu kuatlah membuat aku terus mencoba menemukanmu dalam persebrangan ini.

Tidakkah kau tahu bagaimana rindunya hatiku mengenang saat-saat kita dahulu? Tidakkah kau tahu betapa aku rindu akan pertemuan-pertemuan yang indah itu? Semua obrolan mesra penuh dengan kecintaan. Kekariban yang membuat iri.

Dalam keheningan malam aku mencarimu. Berganti dinginnya fajar yang magis. Menjerit dalam keheningan jiwa. Ta, aku rindu.

Kini pertemuan kita bukan lagi kehendak sepihak. Cinta ini tak lagi hanya di hati. Cinta kini sudah mulai berkaki. Mencoba berdiri di kerapuhannya. Dengan terus tumbuh hingga dapat berjalan sendiri. Aku tahu kaki cinta belum lah kuat seperti sayap elang yang bisa terbang sendirian. Tapi aku yakin dia akan terus bermetamorfosis dengan segala keadaannya. Cinta masih tertatih. Sesekali terjatuh. Tapi dia tahu kau akan terus menemaninya, membimbing serta menuntunnya terbang menuju cahaya.

Ta, ku harap cinta ini terus bersemi dihati. Bersemi dan dapat menyegarkan hari. Bersemi dan dapat menjadi penghasil sari. Membiarkan diri di hisap oleh kumbang-kumbang kehausan. Menyerahkan diri pada berjuta pengharapan.

Kini kebersamaan kita adalah sebuah kesadaran. Kebersamaan kita adalah kehendak ingin memperbaiki. Telah lama kau berjalan sendiri. Kini biarkan aku kembali menemanimu dalam perjuangan ini. Meneguhkan kaki-kaki itu di bumi. Sehingga surga tercipta disini.

23 September 2007

Hilang Lagi...

"Ao, ini aku"

"Ao, hp-ku hilang lagi, kecopetan"

Mendengar suaramu dari hp-ku membuat aku langsung lemas, bagai bunga yang layu karena kekurangan air. Kudengar suaramu sangat culun saat mengatakan ini padaku. Aku tahu kau pasti sedang disebuah wartel untuk memberi tahuku. Ah, kamu selalu saja kehilangan hp.

Hp bukanlah teman setia bagimu. Sejak mengenalmu selama setengah tahun ini, sudah beberapa kali kau kehilangan hp, dan penyebabnyanya selalu sama. KECOPETAN.

Bukannya aku tidak terima kau kecopetan, tapi paling tidak jangan hp. Hi, emang kamu punya apa ya untuk di copet? duit nggak punya, barang berharga apa lagi.

Tapi itu barang yang sangat berharga buat kita. Mendengar suaramu adalah hal yang sangat mewah untukku. Menerima sms-mu yang berisi pesan pengingat sangat mujarab bagi sakit pelupaku. Dan itu juga menjadi salah satu cara kita untuk membuat janji-janji di YM.

Sekarang hanya YM saja yang menjadi jemabatan penghubung kita. Tapi kita adalah air, yang akan menemukan celahnya. Langsung ucapanmu memberi semangat padaku dalam gaung antusias "Setiap kesulitan di ciptakan selalu beserta jalan keluarnya".

Mengingat HPmu yang hilang saat ini, aku juga langsung membayangkan hp-ku sendiri. Ya, kali ini kita memiliki hp dengan merk dan seri yang sama. Walau kita tidak pernah bersepakat untuk memiliki hp yang sama. Karena aku tahu kau tidak pernah disibukkan dengan hal-hal semacam itu. Hanya kebetulan yang "asyik". Paling tidak kita memegang sesuatu yang sama. Wkakakakaka...mulai deh aku melow.

Apa ini mengingatkanmu pada sesuatu kawan? wkakakakaka..jahat gw.
So, cepetan nabung dan beli yang baru ya!!!

Kali ini aku hanya tersenyum, membayangkan bagaimana air-air itu akan mencari celahnya. Ya, setiap desakan adalah kenikmatan, setiap kebuntuan merupakan desakan untuk merubuhkan.

Kawan, aku tunggu kau di tempat biasa.

*menulis ini sambil mendengar suara beratnya Selena Jones dengan I don't wanna miss a thing*

22 September 2007

Satu menjadi Dua or Dua menjadi Satu

Setiap pertemuan merujuk akan adanya perpisahan. Sama akan halnya setiap kehidupan merujuk akan adanya kematian. Selalu ada dua sisi yang saling bertolak belakang namun selalu berdampingan.

Aku dan dia mungkin saling bertolak belakang, namun tetap berdampingan. Setidaknya terus berusaha untuk berdampingan. Dia pernah mengatakan kami bagai satu di bagi menjadi dua atau dua digabungkan menjadi satu. Tak tahu yang mana yang benar namun rasa itu terasa kuat. Rasa kuat untuk saling mengisi, berbagi dan memahami, menjadikan dua itu satu atau satu itu menjadi dua. (baca lanjut)

18 September 2007

Tarrawih at Mesjid Raya

Ramadhan ke-4 adalah hari pertama aku berpuasa, setelah kemarin kedatangan tamu bulanan. Entah kenapa sudah 2 kali ramadhan ini aku punya kebiasaan aneh, yaitu lemas sesudah berbuka. Saat puasanya aku sanggup melek dan berkegiatan, namun setelah berbuka langsung ngantuk dan lemes badan semuanya. Padahal bila berbuka aku sangat normal. Berbuka dengan segelas air manis ditambah 2 atau 3 potong kue. Dan bila sudah lemas begini maka menjalar ke malas makan.

Karena puasa pertama, maka tarrawihnya pun pertama. DanMesjid Raya Baiturrahman (mesjid kebanggan ureung Atjeh) menjadi pilihan. Cuma Ingin merasakan aja keramaiannya dalam ramadhan ini. Dan selesai berbuka maka aku bersama seorang teman pergi menuju mesjid. Tidak begitu jauh dari rumahku, hanya 5 menit bila naik motor. Tapi karena ramai, maka butuh 15 menit untuk sampai dan mencari parkiran. (baca lanjut)

10 September 2007

Sahabat

Sebuah tulisan yang kupersembahakan untukmu sahabatku (Jamilah)

“Aku ada cerita seru niy” ujarmu suatu sore saat aku dengan sengaja mampir ke tempat kerjamu. Kangen ngobrol dan berbagi berita denganmu.

Kau adalah sahabatku, sahabat yang saat pertama berjumpa sudah mencuri hatiku. Kepolosan, kejujuran serta kesederhanaanmu membuatku betah untuk berlama-lama ngobrol dan curhat denganmu, walau kita sadari masing-masing bahwa sifat kita sangat berbeda jauh. Tapi itulah yang membuat kita tetap menjadi sahabat hingga sekarang. Aku sudah mengganggapmu seperti saudaraku sendiri.

Kini kulihat sayap-sayapmu sudah melebar, mulai menampakkan keindahannya. Kepompong itu sudah pecah. Ulat itu kini telah berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Dan tahukah kau betapa bahagianya aku. Ya saat kau menceritakan berbagai pengalamanmu padaku, aku bersyukur bisa mengenalmu dan ikut melihat kau berkembang. Kau yang pemalu sudah menjadi si percaya diri sekarang. Kau yang penakut sudah menjadi pemberani kini. Kau yang si pengikut sudah menjadi si penentu sekarang. Aku turut bahagia sobat. Sangat bahagia. Sekaligus iri, sangat iri. Karena aku sudah ketinggalan darimu. (baca lanjut)

12 August 2007

salamatahari

Hik.. hiks..
Belakangan ini, blog tercinta kena sindrom reseh dan ribet total, padahal tulis menulis 'dah menjadi menu harian. Gimana ya..? Eh, baru ingetkalau aku juga ada account di WP. Hi..hi... padahal sebelum jadi pecinta blog, WP 'dah akrab duluan. Beginilah akhirnya. Kaki kanan di blog dan kaki kiri nongkrong di WP.
So, jangan kapok datang di Goresan Jiwa, dan jangan lupa mampir ke SALAMATAHARI

05 August 2007

Kembali Aku

Kembali aku memikirkanmu dan kini pikiran-pikiran akan dirimu berkelebat bagaikan petir di gemuruhnya hujan pagi ini. Menyapamu dan kembali kau palingkan wajahmu

Keterasingan adalah aku dan kau selalu berada dalam gemuruh dan gegap gempita suara yang memujamu. Bila kita dipersatukan maka itu adalah hanya ilusi yang coba ku bangun. Ku coba merasakan tanpa tahu artinya. Terkadang cahaya bulan sudah membuat aku merasa itulah cahaya keabadian sampai nanti datangnya sang fajar dengan matahari membawa cahaya yang lebih terang. Lalu aku terhenyak di ketiadaan. Coba bertahan, malah membuat aku semakin bimbang.

Obrolan-obrolan kita menjadi hambar dan tak memiliki cita rasa lagi sejak aku mulai kembali dengan keegoisanku dalam mengartikanmu. Sehingga kau mengatakan kepadaku bahwa kau tak lagi bisa memahami bahasa-bahasaku. Walau menurutku Kau salah menurutku saat mengatakan itu. Akulah yang tidak memahami bahasamu. Tuhkan, aku kembali menjadi si egois yang memaksamu dan menafsirkanmu sesuai seleraku. (read more)

04 August 2007

Perjumpaanku

dia adalah sesuatu yang tak terdefiniskan

Untuk mencarimu. Bersama angin aku pergi ketimur dan dengan diam-diam kukejar terbitnya matahari. Ya, waktu dan aku beringsut menjemputmu. Tentu dengan debar-debar aneh yang menggila, melesak pada dalamnya dan menyentuh dengan bimbang yang tak kumengerti.

Semakin ketimur semakin beragam kutemui wajahmu. Ya benar, aku menemukan wajahmu dalam pepohonan yang kamu, gerbong kereta yang kamu, pengamen yang kamu, ibu setengah baya yang kamu, semuanya adalah kamu. Benar! Dunia dan segala isinya tidak ada yang lain kecuali kamu. Inikah yang dikatakan kau berwujud dalam segalanya. Ya, kaulah segalanya Ta. (baca lanjut)

"...if the king only knews!"

Sejak ratusan tahun lalu, dari ujung Granada di selatan sampai Konstatinopel di timur. Angin yang berbisik membawakan pesan pedih, bercampur setengah harap : "...if the King only knews!".
Di dunia timur tak jauh beda. Pada gugusan pulau dari ujung Seram sampai Pasai, setiap doa yang dipanjatkan, selalu disisipi keputusasaan: "...seandainya Baginda tahu!!"


Dulu, kromo di jaman jawa kerajaan mengenal istilah pepe. Yakni berjemur di alun-alun sebagai bentuk protes. Suatu tradisi perlawanan kromo terhadap raja, yang didasari ketidakpuasan atas kebijakan yang diambil kerajaan. Kromo yang tidak puas itu merebahkan diri di alun-alun, berjemur di bawah sinar matahari, dan rela diguyur hujan untuk memohon perhatian raja. Kromo akan tetap berjemur di antara ringin kurung (beringin kembar di alun-alun) sampai protesnya ditanggapi.
silahkan lanjut...

03 August 2007

RESEP

Selama sakit Khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk memulung kardus di Manggarai hingga Salemba,meski hanya terbaring digerobak ayahnya Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya Khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (5/6/2005) pukul 07.00. Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya.

Ya, hidup negara ini sudah begitu kejam. Jangankan untuk hidup, bahkan untuk matipun sulit. Kalau kau miskin maka jangan mati, karena kau akan bernasib sama seperti Khaerunisa nanti. Ternyata Negara ini belum berpihak kepada si miskin. Memberantas kemiskinan hanya omong kosong belaka, ternyata si miskin tetaplah miskin. Dan ini terjadi di negara yang beragama dan Pancasilais. Lalu dimana letak kemanusiaan?

Lalu aku tercenung melihat kedalam diriku. Apa yang sudah aku lakukan? Apakah aku harus menunggu negara pulih? Karena obat-obatan lama telah resisten dengan penyakit bangsa ini. Perlu resep baru yang lebih manjur agar keadilan menjadi keadilan yang merata. Tidak hanya berpihak kepada yang mampu tapi juga kepada yang tidak mampu. (read more)

NB: tulis ini juga untuk memenuhi janji sebuah postingan tentang resep favoritku. Dan ini resepnya. Resep yang coba terus kucicipi dan mengolahnya menjadi hidangan yang nikmat yang disantap tidak dengan keterpaksaan namun dengan keikhlasan dan kebersyukuran.

26 July 2007

Apakah Kau Letih

Aku mengenangnya sebagai seorang yang karib dan menyimpannya di dada. Dekat sekali dengan hati untuk di cintai. Menyematkannya pada secarik kertas, dan menulisinya dengan kata-kata penuh sayap di kedua punggungnya. Indah? Mungkin. Tetapi itu tak terlalu penting setelah sering malam-malam dihabiskan bersama untuk membaca. Membaca bintang, garis tangan atau tanda tahi lalat didada. Ya, kita baca segalanya sampai semua aksara dan kata kehilangan maknanya.
Aku adalah penanya yang menyebalkan mungkin bagimu. Padahal kau sudah membawa-bawa nama paman Descrates untuk membuat aku berhenti bertanya sebentar saja, dengan sabar kau katakan "Kadang Descrates itu nggak selalu benar kok, cogito ergo sum...aku berfikir maka aku ada." Sampai suatu hari kau menyarankan aku agar diam sejenak dan membiarkan alam yang menentukan dan menemukan rumus-rumusnya. Dan sudah sifatku untuk ngotot dengan kemauan ku. Sampai hilanglah kesabaranmu, waktu itu aku mengatakan bahwa fitrah manusia itu ingin tahu. Dan kau ingat apa jawabanmu waktu itu?(read more)

19 July 2007

Nostalgia dibalik awan

Kumpulan awan terus berada bersamaku. Awan-awan itu sudah menutupi wajahmu dariku. Kutahu engkau ada dibalik itu, mungkin menungguku. Sementara membayangkanmu saja membuat aku senyum atau menangis pilu. Ingatanku kembali pada pertemuan-pertemuan kita dahulu. Ada tawaku, senyummu, air mataku juga belaian lembutmu dikepalaku.

Kuingat renyah suaramu saat obrolan kita,walau kadang aku tak percaya bahwa kau ada disisiku dan duduk menemaniku. Kupikir, aku mulai gila denganmu. Ah, bukankah aku memang gila? Aku menggilaimu saat aku mulai mengenalmu.

Ta, itu panggilanku untukmu. Namun belakangan ini aku lebih suka memanggilmu dengan sebuatan Rob. Terdengar cukup akrab, walau kadang aku menghujatmu dan berteriak memanggil "hei" atau "kau", itu karena aku merasa begitu akrab atau emosional terhadapmu. Ya, menyebut namamu dengan versiku suatu hal yang sangat karib bagiku. Tak ada batas rasanya, dan hanya ada kau dan aku.

Tak bisakah kau berubah menjadi kabut, agar bersama awan aku bisa melihatmu? Jangan marah Rob, bukan aku ingin menurunkan derajatmu. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu, setiap saat bisa memandangmu ketika kau berada diantara awan-awan itu. Mendengar suara renyahmu. Apakah sulit bagimu? (read more)

06 July 2007

Melihatmu

Dimeja itu aku melihat seseorang tersenyum dan berangguk saat kau mengunjunginya. Sepertinya mengatakan "maaf ya bu". Lalu kau menunjuk kepada makanannya yang terlihat lezat dimatamu dan anak dalam gendonganmu. Jari telunjukmu menunjuk makanan sipenggunjung dan kemudian beralih menunjuk anakmu. Seolah sipenggunjung mengerti dan menggambil makanan yang kau tunjuk lalu memberikan separohnya kepadamu. Dengan ringkas kau tolak dan kembali mengacungkan jari telunjukmu berulang-ulang. Si penggunjung kembali mengerti, bahwa kau hanya membutuhkan satu untuk anakmu.
Kulihat sirat aneh dimata penggunjung itu setelah kejadian itu. Seolah matanya tak lepas terus membututimu hingga hilang dari pandangannya, karena kembali kau memasuki cafe yang berada di sebelahnya. (read more)

02 July 2007

Juli Birthday


Pukul 03:20 pagi (02/7/07) aku mendapat telp dari seorang teman lama. "Halo, Selamat ulang tahun ya Nda (panggilan akrabnya padaku)" sambung suara yang sangat kukenal itu setelah telpon genggam kuangkat. Lalu disambung dengan memberikan kata-kata hikmah atau pesan seperti lazimnya ucapan untuk orang yang lagi berulang tahun. *Terima Kasih Boni*

Lalu paginya saat bangun tidur, sebuah pesan singkat masuk dengan tulisan "Kak Hanum, selamat ulang tahun ya. Mudah2an slalu diberikan takdir terbaik". *Terimah Kasih Santi* (Walau jika diberi pilihan aku gak mau diberikan takdir terbaik, tapi diberikan pilihan untuk memilih takdir untukku sendiri ;p )

Disambung dengan sms dari teman yang beberapa saat lalu hingga saat ini aku dan dia masih ada sedikit kles yang bikin kami gak saling berhubungan lagi. Begini bunyi sms nya "dihari yang bahagia ini, dimana usiamu ber+1 mntri brsnar bgt indh mnymbut hr jd mu yg ke 26, semua org trsym pdnmu krn kaulah yg trindah dhr ini.! Met ultah ya num smg pnjg umur, mdh rzk n sll dsyg ama org2 yg dkt dgn km". *Makasih Ariel* (semoga dihari ini semua kebekuan mencair)

Dan ditutup (maksudnya sewaktu tulisan ini diposting) dengan sebuah ucapan yang manis dari seorang teman. *Terimakasih teman*
HAPPY BIRTHDAY..

teruslah mendengar,
teruslah merasa,

teruslah melihat,

teruslah...

setia pada sesama..

keep on fighting till the end..
one soul one strunggle

Terimakasih sudah mengingat hari ini. Doa, harapan, kasih dan sayang kalian telah menjadikan aku seperti ini. Hanum hanyalah gadis biasa, tapi disekeliling hanum terdapat orang-orang luar biasa seperti kalian. Seperti kalian, akupun ingin yang terbaik, terbaik buat apa saja, buat siapa saja...serta menjadi bagian dalam perbaikan itu...

30 June 2007

Juli di bulan Juni

Aku lahir dibulan Juli, tapi Juni adalah bulan yang yang penuh kenangan, istimewa bagiku. Akulah Juli di bulan Juni. Banyak tawa dan air mata yang datang silih berganti, tak ada seharipun yang dilewati dengan kehampaan. Penuh warna, tak hanya hitam dan putih saja. Juli melihat banyak pelangi di bulan Juni. Di bulan Juni, Juli banyak belajar tentang kehidupan. Belajar dari melihat, merasakan, memahami dan akan terus belajar.

Juni pernah menunjukkan kepada Juli bahwa terkadang batas surga dan neraka hanya terpisahkan oleh setipis tembok atau segaris pembatas jalan. Juni juga sering memperlihatkan air mata dukanya kepada Juli saat melihat sebagian anak yang sedang bermain di pusat hiburan dituntun oleh seorang perawat cantik menggunakan kereta dorong bersama orang tuannya yang berjalan angkuh. Sementara disebelah dinding lainnya ada anak-anak yang dengan telanjang kaki sedang berjuang untuk hidup dengan menjajakan minuman dingin demi dapat makan hari ini tanpa pernah tahu siapa orang tuanya. Juni tersenyum sinis kepada Juli. Seakan-akan berkata "bukankah duniamu berada dibelahan dunia si anak penjual minuman itu?
Juni hanya tertunduk dengan ekspresi muka yang bercampur baur.

Juli kembali terdiam. Entahlah, Juni seakan tidak perduli apakah Juli paham atau tidak. Bagi Juni inilah dunia, baik Juli paham atau tidak, baik Juli tahu atau tak mau tahu. Tapi apakah Juli seonggok batu tanpa perasaan?(read more)

Cintaku

Cintaku,
Bunga itu telah layu saat belum sempat mekar
Layu karena dirinya harus menjadi layu
Demi memberikan mentari kehidupan bagi bunga lainnya

Cintaku,
Kau dengar gemuruh itu
Gemuruh dari suara yang begitu kau kenal
Suara itukah yang coba kau lupakan?

Cintaku,
Kepemilikan adalah baju yang sudah kau lepas
Mengapa harus menggambil baju keterpaksaan?
Relakan..relakan…

(read more)

29 June 2007

Bingung

Dari Bandara Sultan Iskandar Muda di Aceh hingga Soekarno-Hatta di jakarta. Dari terminal KA di Gambir hingga terminal KA express di Bogor. Dari terminal KA Tanah Abang hingga stasiun Solo Balapan. Dari Tawangmangu terus naik ke Cemoro Kandang. Terus ku berjalan untuk dapat menemuimu.

Aneka wajahmu kulihat di halte busway koridor IV yang sejuk hingga di dalam kopaja yang penggap itu. Dalam bajaj yang kumuh sampai taksi yang mewah itu. Dari nyamannya kamar dengan pelayanan lengkap serta tempat tidur yang empuk hingga apeknya kamar yang sempit dan kotor serta tidur hanya beralaskan selembar tikar pandan. Wajah yang sangat membingungkanku. Kucoba pahami tapi aku tetap tak mengerti. Tidak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi. (read more)

22 June 2007

Jejakku ; Mendaki Lawu

Stasiun Tanah Abang di malam yang masih sangat muda. Dalam perut KA Bengawan kugolekan tubuh bercampur kumuh, dekil dan bau yang menyatu bersama cinta. Bau keringat sahabat -sahabat yang belakangan ini coba kuakrabi untuk membaca-nya. Membaca bahasa-bahasa mu yang terserak sepanjang perjalanan.

Ular raksasa yang kutumpangi masih tetap tak perduli, berlari menembus pekat sambil mulutnya rakus menelan jarak dan asapnya sendiri. Menjelang Cirebon, Bumiayu, lalu Purwokerto terlewat ditengahnya malam. Menyusul Kroya, Gombong dan Kuthoarjo ketika langit di timur menyala. Jogja terlewat bersicepat dengan pagi, dan Solo Jebres terhenti di sepenggalah matahari.

Dan dingin langsung mendekap erat ketika Tawangmangu terus naik ke Cemoro Kandang. Ah, nasi pecel Pak Mo rasanya masih abadi seperti dulu. Sepotong tempe goreng, telur dadar, teh manis berteman latar-belakang kampung-kampung dikaki kejauhan bukit terasa khidmat. (read more)

21 June 2007

Part I ; Rekreasi Kelas

Bukan hanya pemikiran yang butuh beradaptasi dengan perubahan ini tetapi jiwa dan terlebih-lebih fisik bekerja ekstra untuk mengikuti perubahan dalam rekreasi kali ini. Bila dahulu maag adalah penyakit yang datang dikarenakan diet ketat demi menjaga bentuk tubuhnya, kini maag dikarenakan makan yang seadanya (kadang ada, kadang puasa).

Kini dia tahu bagaimana rasanya lapar bukan karena keharusan berpuasa atau berdiet tetapi karena memang tidak ada yang hendak dimakan. Bagaimana rasanya setiap kepingan uang logam begitu berharga. Bagaimana rasanya bersetubuh dengan bau apek, tikus, kecoa dan sempitnya kamar kontrakan.

Teman…kini kau tidak hanya tahu, kini kau sudah ikut merasakan. Merasakan berada di kelas mereka, merasakan sakit, pedih, perih dan kekuatan dibalik semua rasa itu. Sekarang apa yang akan kau perbuat untuk sesamamu?

Jakarta, 21 Juni 2007

Jejakku ; Kita Ada Dimana Ta?

Aku meringkuk dalam gigil yang pekat di sudut ruang yang tak berbatas rasa. Di depanku tergelar lambat fragmen-fragmen kenangan, ia berloncatan seperti peluru liar yang di tembakan menyapa lesannya. Ada sepi, ada senyap dan ada saja riuh aneh yang menghujam jauh kedasar hati meninggalkan maha perih yang akrab. Ta, kau tahu kupunggungi nasib yang sunyi bisu untuk sampai padamu disini, mendekap erat rasa aneh di perut yang pelan-pelan menjalari.

Di luar hujan masih menderas pagi ini, suara dentingnya menghempas genting dan melontarkan percik-perciknya memudar. Gang depan rumah tergenang pelan dan keriangan merunyap dalam pagi bermendung. Tersadar dihadapan kita ternyata hanya ada sepotong kue keju dibagi dua berteman kopi diatas tikar pandan. Ta, girisku tercenung akan waktu yang tersedot dalam pusaran ngeri menjadi penjara untukmu kah? (read more)

08 June 2007

Keberangkatan

Setelah bekerja selama dua tahun lebih di instansi pemerintahan, lebih tepatnya bekerja sebagai PNS sepertinya aku butuh refreshing niy. Soalnya butuh penyegaran jiwa dan raga (ciele..di dramatisir abis). Walau sebenarnya waktunya tidak tepat siy, soalnya bertepatan dengan acara pernikahan kakakku semata wayang. Tapi panggilan tiba2 dari pihak IPB tak dapat dihindari, demi masa depan adikku.


Kalau mau dibilang ini bukan liburan, tetapi lebih tepatnya tugas pengawalan. Soalnya aku harus mengawal adikku untuk registrasi kegiatan martikulasi yang akan kuliah di IPB Bogor.

Dan satu lagi. Ini pertama kalinya aku naik pesawat :D grogi juga siy...hehehe dasar ndesoooo...Biasanya aku naik bus atau kapal laut.

Keberangkatan kali ini sangat mendadak. Jadinya adikku harus buru-buru nyiapin keperluan keberangkatan ini. Yang paling penting kalau aku adalah surat izin. Setelah konsultasi ke bagian personalian (kepegawaian) di kantorku maka mereka menyarankan untuk mengambil cuti tahunan saja. Dan akhirnya cuti 12 hari itupun ku ambil. Walau boss dikantor agak bermasalah tapi aku cuek, soalnya udah eneg juga liat dia-dia (baca:boss) terus. hehehe...Makanya kesempatan ini aku buat seperti liburan. Jadi selesai mengurus segala keperluan adikku, aku segera liburan. Cihuuuuiiiii……

Eeemmh…ini artinya aku harus ninggalin blog ini sementara waktu…hiks..hiks..hiks...gapapa ya? Sebentar aja…(lagi bicara dan menguatkan diri sendiri) abisnya aku pasti kangen banget sama blog ini. Menyapa teman-teman, membaca tulisan-tulisan mereka, ikut memberikan komentar, kayaknya udah jadi rutinitas. Ah…apa kalian akan kangen juga padaku ya???

Teman-teman tolong jagain blog tersayangku ini ya selama aku tinggalkan... C U :)


06 June 2007

Marinir, Dari Rakyat dan Untuk Rakyat Peluruku

Tentu kita masih bisa membayangkan Mistin ditengah suasana kalut itu. Ada letusan senapan, ada jerit bingung para ibu, dan tangis anak-anak yang ketakutan, semua melebur di siang itu. Dalam suasana mencekam Mistin dibimbing nalurinya, naluri sebagai seorang ibu. Choirul digendongnya erat, di dekapkan lekat di dada. Sementara itu dia menyiapkan tubuhnya menyongsong lesat-pesat peluru itu. Ya, Mistin memang menyediakan dirinya sebagai pelambat laju peluru tentara. Perbuatannya tak pernah sia-sia. Walau memang Mistin mati seketika. Tetapi buah hatinya Choirul, selamat.

Ah, bahkan dalam membunuhpun mereka sangat berhemat. Satu peluru untuk dua sasaran. (read more)

05 June 2007

Alarm Peringatan Dini Tsunami.

Saat menulis ini aku masih menggunakan seragam kantor. Ini bukannya karena aku sedang istirahat makan siang atau lagi ingin bolos kerja (hi...ketauan suka bolos), tapi karena tiba-tiba orang seisi kantorku pada pulang dengan tergesa-gesa. Adanya isu tsunami membuat mereka yang bertempat tinggal di daerah pesisir laut langsung teringat dan khawatir kepada anggota keluarga yang di tinggalkanya.

Aku bukannya mau ikut-ikutan panik. Tapi lumayan, ada alasan buat pulang sekalian melihat informasi yang benarnya. Ternyata setelah diselidiki hanya air pasang bila purnama saja. Sebenarnya masyarakat biasanya sudah mengerti akan hal itu. Tapi yang bikin mereka panik adalah bertepatan dengan air pasang purnama itu, Alarm Peringatan Dini Tsunami di daerah Kahju (daerah pesisir pantai yang porak-poranda di hantam tsunami 26 Desember 2004) berbunyi. (read more)


01 June 2007

I'm Back

Aku Kembali

Maaf teman, sudah membuatmu khawatir

Maafkan aku

Kudapat merasakan betapa kau menyayangiku

Dan kini ku tahu bahwa aku juga sangat menyayangimu

Sangat menyayangimu

Aku kembali

Mari genggam tanganku

Dan kita jelang esok yang lebih baik

Bersama kau dan aku

***

30 May 2007

Istirahat Sejenak

Maaf teman, aku pergi

Aku meninggalkanmu

dan pasti akan kembali

Kuharap kau menungguku

Semoga saat bertemu nanti

Kau dan aku bisa lebur

menjadi pribadi-pribadi insan sejati

Aku pergi

Doakan aku

***

NB : maaf untuk sementara pemilik blog ini istirahat sejenak...C U

29 May 2007

Badai

Pagi itu mendung mengantung tebal dilangit. Semakin lama semakin tebal dan menutupi setiap permukaan langit yang biru. Ada apa gerangan? pikirku. Mungkin akan hujan jawabku menenangkan diri. Karena sudah beberapa lama panas terus mengeringkan tanah ini.

Namun tak kulihat akan turunnya titik-titik air itu. Udarapun tidak berubah menjadi sejuk. Dan aku agak sedikit gerah dengan cuaca ini. Aku mulai takut… (read more)

27 May 2007

Ta...

Tapi mengapa matanya melihatku begitu ya? Mata itu biasanya menatap hangat dan lembut. Dia akan merangkulku dengan mesra dan berkata dengan sangat halus, walaupun saat itu dia sedang tidak mau diganggu. Biasanya dia hanya berkata "Maaf sayang, aku sedang sibuk. Andai keperluanmu begitu penting, kau bisa menulis pesanmu di kertas atau bila kau ingin menjumpaiku lagi, kau bisa sms atau miscall aku. Aku akan menjawab pesanmu" Sambil ditutup sebuah ciuman dikening dengan segala kasih sayangnya.

Apa yang terjadi denganmu Ta? Ah..aku masih juga mepertanyakan itu. Aku tidak akan menemukan jawabannya jika hanya terus bertanya pada diriku. Sementara tafsir tentangmu lebih sering di monopoli untuk seribu satu mau. Ya, mereka kenakan baju-baju sempit untuk memasungmu. Menyogokmu dengan doa, mantra, lalu memasangkan mahkota dengan nama-nama indah sementara ritual-ritual yang rigid menodai sucimu. (read more)

25 May 2007

Pesan Perlawanan dalam Tarian Aceh; Rapai Geleng

Alhamdulilah Pujo Keu Tuhan. Nyang Peujeut Alam Langet Ngon Donya. Teuma Seulaweut Ateuh Janjongan. Panghulee Alam Rasul Ambiya. (Segala Puji kepada Tuhan. Yang telah menciptakan langit dan dunia. Selawat dan salam pada junjungan. Penghulu alam Rasul Ambiya)

Sederet syair yang dilantunkan kolosal sebelasan pria berkostum hitam kuning berpadu manik-manik merah, serempak menggeprak panggung dengan duduk bersimpuh menabuh rapa-i (rebana khas Aceh terbuat dari kulit kambing betina) dengan ritme teratur. Tiba-tiba, tetabuhan yang tadinya berirama satu-satu, lambat, berubah cepat di iringi dengan gerak tubuh yang masih berposisi duduk bersimpuh, meliuk ke kiri dan ke kanan. Itu tak cukup, gerakan cepat kian lama kian bertambah cepat. Bunyi tetabuhan rapa-i begitu dahsyat menghantam sesuatu paling dalam di jiwa, menggeser kepongahan, menghadirkan ketakjuban. Tak lama, dalam satu hentakan, seluruh gerak dan bunyi tadi tiba-tiba lenyap, hening, dan diam. Ada getar magis sesaat tetabuhan dan seluruh gerak sebelasan pria muda tadi berganti hening dan diam. Setidaknya itu kesan sepintas saat menyaksikan langsung pagelaran tarian Rapa-i geleng –tari tradisional Aceh-, kapanpun dan dimanapun. (read more)

Senter

Sekian lama hidup tanpa cahaya dan larut dalam kegelapan pekat. Hari ini, entah malaikat mana yang berbisik, tiba-tiba aku ingin sekali bersujud dan berdoa padaMu.
"Tuhan berikan cahayamu dan tuntunlah jiwa yang lemah ini menuju jalanmu. Terangi kegelapanku dan tunjukankan padaku haq adalah haq dan bathil adalah bathil. Ya, Tuhan aku lelah dan berikan sinarmu..."
Sebuah suara terdengar menukas, "Aku Tuhan. Bukan senter, Goblok!" ujarnya ketus sambil berlalu.

Duhh..


Sebagai seorang muslim, kuakui bahwa Allah yang kukenal, atau diperkenalkan kepadaku, bukanlah Allah yang cintaNya merupakan samudera tak bertepi, yang anugerahNya seperti langit tak berujung, yang amarahNya dikalahkan oleh rahmatNya serta yang pintu ampunanNya terbuka lebar sepanjang saat. Tuhan dimana kamu bisa ngobrol dan bercinta dengannya kapan saja, dimana saja tanpa perlu perantara seperti kamu akan menemui pejabat negara yang penuh dengan birokrasi dan tetek-bengek yang mempersulit. Tapi yang diperkenalkan kepadaku adalah Tuhan yang Maha Pedih siksaNya atau yang Maha Besar ancamanNya. Tuhan yang hanya bisa ditemui dengan melakukan ritual-ritual tertentu saja. Tuhan yang kalau kutemui harus sopan bangeeeeeetttt berbicaranya. Tuhan yang hanya bisa mengerti satu bahasa. (read more)

24 May 2007

Panggung

Kawan, jika kau duduk sambil memeluk lutut di perempatan sibuk ini, sementara mata menerawang lalu lalang yang nyalang menangkap suwung. Keherananku mungkin sama dengan Abu Dzar saat ia berkata, “Saya heran melihat mereka yang hidup kelaparan, tetapi tidak membawa pedang-pedang mereka dan mendatangi orang-orang kaya itu untuk mengambil harta mereka.”

Ya, Jakarta sebagai panggung telah menyiapkan dirinya menjadi potret yang gagal dan absurd bagi keadilan. Dalam imajinasi manusianya, Jakarta bisa dan telah berarti apa saja. Sorga atau neraka, tumpukan sampah atau modal, semua hanya masalah seberapa yang kau punya untuk jalan kesana. Batas-batas telah dikemas menjadi setipis kulit ari dan mati bersama artinya. Selebihnya adalah horor yang menyergap dalam setiap fragmennya. Kematian dan kehidupan tak pernah mengajarkan sesuatupun selain pahit dan getir. Ya, Jakarta oleh semua telah menjadi rimba ‘the end justifies the means’. Dan Jakarta memang cabo.
(read more)

22 May 2007

Bersama Cinta

Saat ini aku tak berdaya...
Tak berdaya mengapai cintaku...
Aku tersenyum diperihnya hatiku...
Aku menangis digelaknya rinduku padamu...

Kubiarkan dia...
Bersama angin yang berlalu
Bersama air yang mengalir
Bersama Cinta yang mencintai cinta
(read more)

19 May 2007

H u R u F

Kamu pasti kenalkan Khalil Gibran? dalam Sayap-sayap Patah, The Prophet, Si Gila, dll. Khusus dalam sayap-sayap patah rangkaian katanya dahsyattttt…sangat dahsyatttttttttt dan mungkin tak tertandingi. Tapi masalahanya kupikir, that's just a word, nggak lebih. Kenapa? bahkan sampai ketika dia mati pun, dia selalu gagal dalam urusan cinta. Tidak seperti apa yang di tulisnya. So kupikir ini bukan berhenti semata-mata pada keahlian teknis menulis. Tetapi bagaimana tulisan tersebut adalah pandangan, ide bahkan kalau perlu itulah sikap hidup. Jangan dipisah, bahwa tulisan itu haruslah di jiwai dengan apa yang terjadi dan menjadikannya...dengan kata lain, jangan hanya berhenti pada titik menulis atau berpikir saja, but...buatlah kaki untuk tulisanmu. Biar dia bisa benar-benar melangkah dibumi dengan segala macam carut marutnya ini.
Begitu kata temanku suatu hari, saat itu aku merasa kesulitan dalam merangkai huruf menjadi kata, kemudian menjadi kalimat dan membentuk sebuah tulisan. Ya…dan aku sepakat untuk ini. Tulisan menurutku juga jangan hanya berhenti pada teknis menulis atau pemikiran saja. Tapi juga harus diusahakan menjejak dibumi alias aplikatif. (read more)

18 May 2007

C I N T A

Cobalah mencintai seseorang, bukan sekadar mengharap kamu akan mendapat sesuatu dari dirinya. Cintailah dia karena dia. Bukan sekadar karena bening matanya menenggelamkanmu dalam samudera rasa tak terperikan, apalagi cuma karena bau tubuhnya membangkitkan saraf-saraf birahimu. Tetapi dengan penerimaan pada kompleksitas dan kerumitan dirinya, pada kekurangan dan ketidaksempurnaannya.

~Cinta Bukan Romantisme-Toga~
Cinta tak harus memiliki...
Cinta tak juga harus bersama...

Begitulah kata orang. Tetapi, betapa nikmatnya, ketika bercinta kita bisa memiliki dan selalu bisa bersama dengan yang kita cintai.
(read more)

08 May 2007

Suara itu...

Terus coba kuabaikan suara itu. Namun suara itu tetap memanggil dengan kelembutannya. Suara itu begitu merdu dan menggoda jiwa ini untuk menghampirinya. Namun aku tak kuasa untuk menghampiri.

30 April 2007

Untuk pertama kalinya

Cuma sobekan tiket yang dapat kuselamatkan sebagai kenang-kenangan. Padahal aku sudah berusaha agar tiket itu tidak disobek, tapi penjaga pintu malah senyum saat aku bilang, "duh disobek, padahal udah mahal-mahal belinya." Kawanku cuma bilang,"dasar ndesooooo...!!"
(read more)

29 April 2007

Hati-hati Penipuan!!!

Padahal nyata-nyata produk tersebut tidak sedang mengadakan undian dalam bentuk apapun. Mana hadiah yang diberikan gede-gede lagi. Paling kecil hadiah sepeda motor, rata-rata memberikan hadiah mobil dengan harga mahal. kasus yang menimpa tetanggaku, dia mendapat kupon berhadiah dari produk Unilever dengan hadiah sebuah mobil.
(read more)

25 April 2007

Ibu

Dengan hati berdebar-debar dibukannya amplop tersebut perlahan-lahan. Betapa herannya si kakak karena ia tak menemukan uang selembarpun didalam sana, yang ada hanya selembar kertas. Dikeluarkannya kertas tersebut dari dalam amplop, dibuka dan mulai dibacanya.
(read more)

11 April 2007

Tempat Penitipan

Aku tahu kau sayang padaku. Itu terlihat dari asesoris yang kau kenakan padaku. Sebuah gantungan berbentuk mickey mouse berwarna merah jambu dengan cantelan bintang bermatakan warna yang sama. Tapi kau hanya mempercantiku saja, dan memperlakukanku dengan buruk sekali. Kurasa ini sudah menjadi pelajaran bagimu. Bila hal-hal yang kau titipkan kepadaku kau rasa penting maka lakukan prosedur tertentu terhadapku

10 April 2007

Lama Panggilan 00:03:23

Ini obrolan pertama kita. Setelah kita memutuskan untuk tidak bersama lagi dalam ikatan yang disebut “pacaran” oleh kebanyakan orang, sejak itu kita tidak saling ngobrol dan berjumpa lagi. Hanya pesan-pesan singkat melalui sms yang kita lakukan sekedar menayakan kabar, itupun bisa dihitung dengan jari.
Ada rasa kangen untuk berjumpa sekedar menatap wajahmu dan ngobrol sekedar mendengar suaramu dan menyimak setiap kata-katamu saat membacakan monolock-mu di tidur malamku.(read more)

07 April 2007

Kekuatan Pujian

Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.
Sedikit pujian memberikan penerimaan. Sedikit pujian memberikan rasa diterima, memberikan dorongan, semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi. Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik sesungguhnya tidak akan banyak mengubah.

Ungkap Seorang Arif

Memang suatu hal yang sulit dimengerti bahkan suatu hal yang sangat aneh jika anda:
Mengetahui-Nya kemudian tidak mencintai-Nya, atau
Mendengar panggilan-Nya kemudian tidak memenuhinya,

(read more)

05 April 2007

Kau dan Yang Lain

Yang lain sedih, kau ikut larut dalam air mata
Yang lain luka, kau ikut merasakan perihnya
Yang lain sakit, kau ikut menahan deritanya
Yang lain sengsara, kau ikut memikul bebannya

02 April 2007

Kisah Perjalanan Tangse

Sepanjang perjalanan menawarkan pemandangan yang indah. Untuk menuju kesana kami harus melewati kota kecamatan Tangse (kota diatas bukit). Ie Rheut berada didesa Alue Lhok. Kira-kira 30 menit dari desa Blang Dhot. Sesampai disana ternyata tidak seperti yang kubayangkan. Hanya air terjun kecil (menurutku belum bisa dibilang air terjun), tapi pemandangan menuju ke Ie Rheut bagus banget. Lalu kami melanjutkan perjalanan kembali menuju rumah. Karena rencananya siang ini aku akan kembali ke Banda Aceh.

31 March 2007

Kali ini via Langit ya...

Dan yang bikin kesedihan ini begitu sempurna adalah cuaca yang hujan disini membuat sang bulan tidak menampakkan bundarannya dilangit malam saat aku keluar rumah ingin sms-an atau chatting bersamamu. Seperti janji kita untuk selalu berkomunikasi dengan bulan bila alat komunikasi buatan manusia tidak bisa menyentuh tempat-tempat tertentu. Seperti hari ini, malam ini. Tapi kurasa langitpun bisa menyampaikan kata-kata jiwaku padamu.
(read more)

30 March 2007

KHS beres. Tangse...I'm coming...

“Kamu ada-ada saja…bla…bla…tidak boleh” ulang ayah lagi
“Perginya sama Mila kok”
Ayah tiba-tiba tidak membantah. Dan itu sebagai jawaban kalo ayah mengizinkan. Ah manjur juga nama Mila, kayak mantra aja. Ayahku lalu megijinkan. Senang siy walau agak sebel juga. Masa lebih percaya sama Mila dibanding aku. Tapi aku tidak peduli yang penting bisa pergi.
Tangseeeee…I’m coming…
(read more)

25 March 2007

Sekilas Info dari Nanggroe

Mungkinkah sejarah Petro Dolar Aceh kembali terulang? Daerah yang dulu pernah berjaya kemudian hanya membuat kaya segelintir orang dan rakyat Aceh kembali hidup dibawah garis kemiskinan. BRR yang saat ini memiliki dana cukup besar dapat membuat masyarakat Aceh sejahtera atau memperkaya beberapa orang saja???
(read more)

23 March 2007

MALPRAKTEK MEDIK

Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan, jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanya. Ini berdasarkan prinsip hukum “De minimis noncurat lex,” yang berarti hukum tidak mencampuri hal-hal yang dianggap sepele. Tetapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merenggut nyawa orang lain, maka ini diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius dan kriminil.
(read more)

Cermin Ilusi Gadis Jelita

Dan betapa terkejutnya Sang Gadis Jelita….
Ternyata bagian yang terkelupas itu adalah sebuah lapisan
Lapisan Ilusi yang diciptakan Sang gadis jelita
Untuk menutupi pantulan realitas pada cermin dirinya
(read more)

Request

Berawal dari perkenalan dalam dunia maya yang aneh dengan mu. Kau jauh tapi begitu dekat bagi ku. Sosok mu mengingatkan ku pada saudara laki-laki ku. Sekarang kau sedang berada di negeri perantauan. Negeri sakura katamu, Negeri Matahari terbit kataku. Sikapmu yang bijaksana membuat aku bersimpati kepada mu. Belum lagi kau begitu memperhatikan ku, mau bersusah payah mengajarkan ku bahasa negeri sakura itu. Walau aku sudah menyerah duluan sebelum kau mengajari ku.
(read more)

21 March 2007

IkutanTSR ah...

PMR, KSR dan TSR adalah kelompok-kelompok kecil di PMI. Kalau PMR beranggotakan siswa SMP dan SMU, maka KSR beranggotakan mahasiswa atau ex siswa alias yang sudah tamat dari SMU. Sedang TSR beranggotakan KSR-KSR yang sudah bekerja atau tidak bisa secara aktif mengikuti kegiatan PMI. Mereka banyak hanya menjadi fasilitator dalam kegiatan-kegiatan PMI dan sebagai penyokong dana, soalnya mereka kebanyakan orang-orang sibuk dan sudah bekerja.

20 March 2007

Thanks God

Maha Sempurna Engkau dalam kesempurnaan
Hanya Dengan mengingat-Mu hati menjadi tenang
Aku hanya dapat berkata ”Thanks God…”

(read more)

SANG MUSAFIR

Sang musafir berfikir untuk mencari jalannya sendiri. Jalan yang dia diyakini. Mungkin jalan itu banyak dilalui orang, mungkin juga jalan itu sedikit dilalui orang, bahkan bisa saja jalan itu belum pernah dilalui oleh seorang pun.
(read more)

19 March 2007

Ini siy sudah pernah Tuhan...

“Hihihi…datang lagi deh ujian Mu pada ku” tawa ku senang. Kau yang melihat ku menjadi heran. “mengapa kau tertawa?” tanya mu. Aku hanya tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan mu. Seandainya kau tahu mungkin kau akan tertawa pikir ku.

Ahh teman…seandainya kau tahu apa yang ada dipikiran ku. Tapi aku begitu susah untuk mengungkapkan nya kepada mu. Aku yakin kami dapat melewati ujian ini dengan baik bersama-sama. Bila Kau Sang Satu memberikan kami kesempatan untuk bersama lagi. Tak ada yang sia-sia apa yang Kau ciptakan. Kau berikan ujian ini tentu Kau tahu apa yang baik bagi kami.

Dan aku selalu berbaik sangka atas apa-apa yang Kau berikan kepada ku wahai Kau Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Yang karena keterbatasan ku, aku tak bisa melihat apa yang ada di depan ku. Yang aku pegang hanya kata-kata-Mu. Janji-Mu. Ah, seperti syair lagu saja pikirku. Tapi syair-Mu selalu terngiang indah di telingaku. (read more)

Kekasih…Aku Rindu…

Saat ini aku merasa begitu kecil dalam pandangan jagat raya. Kupikir seberapa hebatnya aku, seberapa pintarnya aku, seberapa kuatnya aku. Ternyata aku tidak ada, yang ada hanya Engkau. Sang Maha Kuasa…
Beberapa saat yang lalu kesadaranku hilang. Namun aku mendengar bisikan-bisikan-Mu. Tapi tak kuhiraukan. Saat ini aku mendengar teriakan-Mu, kuharap itu bisa menyadarkanku. Karena hidup tanpa kesadaran adalah sia-sia. Bagai kabut tanpa hujan.
(read more)

KESADARAN

Entah mengapa Kau begitu menggoda jiwa…
Tiba-tiba kesadaranku ingin menemukan-Mu…
Mengenal-Mu…
Mengetahui arti Kau bagiku…
(read more)

KEKASIH

Bukan salah-Mu bila aku jatuh
Bukan juga karena Kau benci aku
Ternyata jiwa belum mampu
Untuk dapat mengenali diri-Mu

(read more)

Nah..ko...da...Bego ya?

Kau katakan aku memaksa perahu naik kedaratan
Padahal untuk mendayung saja aku tak bisa...

Bukankah kau sang nahkoda?
Aku menuruti apapun perintahmu...
Apa salah bila aku memain-mainkan tanganku di air?
Aku tak tahu jika itu menyebabkan perahu naik kedaratan...
(read more)

18 March 2007

Sang Pemberi (Hadiah Embun untuk Matahari)

"Tetapi bagaimana kita melakukannya?" sergahmu cepat. "Bukankah, dunia, peradaban, budaya dan manusia itu sendirilah yang harus menjadi tempat mulai, karena pada akhirnya dia akan menemukan "dirinya" pada dunianya sendiri. Suatu wujud yang hidup haruslah dibangkitkan dalam setiap benak kita. Harus ada yang mau berdiri sebagai saksi dan mengatakannya. Karena setiap tindakan apapun yang dilakukan, mau tidak mau akan membuat kita berhadapan dengan takdir, sejarah, masa depan dan keesokannya dipertaruhkan. Lalu mestikah kita menyerah pada pencapaian ini?"