19 May 2007

H u R u F

Kamu pasti kenalkan Khalil Gibran? dalam Sayap-sayap Patah, The Prophet, Si Gila, dll. Khusus dalam sayap-sayap patah rangkaian katanya dahsyattttt…sangat dahsyatttttttttt dan mungkin tak tertandingi. Tapi masalahanya kupikir, that's just a word, nggak lebih. Kenapa? bahkan sampai ketika dia mati pun, dia selalu gagal dalam urusan cinta. Tidak seperti apa yang di tulisnya. So kupikir ini bukan berhenti semata-mata pada keahlian teknis menulis. Tetapi bagaimana tulisan tersebut adalah pandangan, ide bahkan kalau perlu itulah sikap hidup. Jangan dipisah, bahwa tulisan itu haruslah di jiwai dengan apa yang terjadi dan menjadikannya...dengan kata lain, jangan hanya berhenti pada titik menulis atau berpikir saja, but...buatlah kaki untuk tulisanmu. Biar dia bisa benar-benar melangkah dibumi dengan segala macam carut marutnya ini.
Begitu kata temanku suatu hari, saat itu aku merasa kesulitan dalam merangkai huruf menjadi kata, kemudian menjadi kalimat dan membentuk sebuah tulisan. Ya…dan aku sepakat untuk ini. Tulisan menurutku juga jangan hanya berhenti pada teknis menulis atau pemikiran saja. Tapi juga harus diusahakan menjejak dibumi alias aplikatif. (read more)

1 comment:

Anonymous said...

Membaca tulisanmu aku kok jadi inget wulangrehnya mangkunegara IV, tentang ngelmu dan laku. Dia bilang, ngelmu saja tidak cukup, ngelmu baru bisa berarti jika ia di jabarkan dalam laku.
Sementara ngelmu dan laku bagiku? (halaah, begitu saja kok repot)