21 June 2007

Jejakku ; Kita Ada Dimana Ta?

Aku meringkuk dalam gigil yang pekat di sudut ruang yang tak berbatas rasa. Di depanku tergelar lambat fragmen-fragmen kenangan, ia berloncatan seperti peluru liar yang di tembakan menyapa lesannya. Ada sepi, ada senyap dan ada saja riuh aneh yang menghujam jauh kedasar hati meninggalkan maha perih yang akrab. Ta, kau tahu kupunggungi nasib yang sunyi bisu untuk sampai padamu disini, mendekap erat rasa aneh di perut yang pelan-pelan menjalari.

Di luar hujan masih menderas pagi ini, suara dentingnya menghempas genting dan melontarkan percik-perciknya memudar. Gang depan rumah tergenang pelan dan keriangan merunyap dalam pagi bermendung. Tersadar dihadapan kita ternyata hanya ada sepotong kue keju dibagi dua berteman kopi diatas tikar pandan. Ta, girisku tercenung akan waktu yang tersedot dalam pusaran ngeri menjadi penjara untukmu kah? (read more)

1 comment:

Anonymous said...

Wow... Pilihan katanya, loncatan-loncatan maknanya. Aku tak sepenuhnya paham: gambar yang kulihat barangkali bukan kanvas yang kau lukis. Peduli amat. Dalam tiga menit, aku seperti baru saja pulang dari sepuluh kota.